Bunga

Cursor

Pink Transparent Valentine Balloon Heart

Cursor

Minggu, 08 Juni 2014

QUIS ONLINE MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

Hasil Bobot , Yaitu:


Perbaikan Bobot :


Menghitug Vektor Si :


Menghitung Preferensi (Vi) Untuk Perangkingan :

Kamis, 05 Juni 2014

Metode Profile Matching (GAP)


Profile matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi/kemampuan tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh pemegang/calon pemegang jabatan.
Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu kedalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk karyawan menempati posisi tersebut.Untuk menganalisis karyawan yang sesuai dengan jabatan tertentu dilakukan dengan metode profile matching, dimana dalam proses ini terlebih dahulu menentukan kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap)

1. Perhitungan Pemetaan GAP Kompetensi

Setelah proses pemilihan kandidat, proses berikutnya adalah menentukan kandidat mana yang paling cocok menduduki jabatan yang diajukan oleh perusahaan. Dalam kasus ini penulis menggunakan perhitungan pemetaan gap kompetensi dimana yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara profil jabatan dengan profil karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:

Gap = Profil Karyawan – Profile Jabatan

2. Perhitungan Pemetaan GAP Kompetensi Berdasarkan Aspek-Aspek

Untuk perhitungan pemilihan karyawan pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda. Untuk keterangannya bisa dilihat pada tabel 2.1 :
Tabel 3.2 Keterangan Sub Aspek Kriteria
Kriteria
Keterangan Sub Kriteria
Aspek Kapasitas Intelektual
CS : Common Sense

VI : Verbalisasi Ide

SB : Sistematika Berfikir

PSR : Penalaran dan Solusi Real

KN : Konsentrasi

LP : Logika Praktis

FB : Fleksibilitas Berfikir

IK : Imajinasi Kreatif

ANT : Antisipasi

IQ : Potensi Kecerdasan
Aspek Sikap Kerja
EP : Energi Psikis

KTJ : Ketelitian dan Tanggung Jawab

KH : Kehati-hatian

PP : Pengendalian Perasaan

DB : Dorongan Berprestasi

VP : Vitalitas dan Perencana
Aspek Perilaku
D : Dominance (Kekuasaan)

I : Influences (Pengaruh)

S : Steadiness (Keteguhan Hati)

C : Compliance (Pemenuhan)
Di mana nilai aspek sub kriterianya adalah sebagai berikut :Tabel 3.3 Nilai aspek sub kriteria
Nilai Sub Kreteria
1 : Tidak Memenui Syarat

2 : Kurang

3 : Cukup

4 : Baik

5 : Sangat Baik
1. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor
Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek yaitu aspek kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku dengan cara yang sama. Kemudian tiap aspek dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Untuk perhitungan core factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:
NCF = Σ NC (I, s, p) 
Σ ICKeterangan:NCF                : Nilai rata-rata core factorNC(i, s, p)       : Jumlah total nilai core factor (Intelektual, Sikap kerja, Perilaku)
IC                    : Jumlah item core factor

Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini: 
NCS = Σ NS (I, s, p)
Σ ISKeterangan :NSF                 : Nilai rata-rata secondary factorNS(i, s, p)        : Jumlah total nilai secondary factor (Intelektual, Sikap kerja, Perilaku)
IS                     : Jumlah item secondary factor


Sumber : http://newfrpriandi.wordpress.com/2014/04/12/metode-profile-matching-gap/

Sistem Pendukung Keputusan dengan Methode TOPSIS


TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution) adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981). TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal.
Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi negatif-ideal terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut.
TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif. Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai.
Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien,dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan.

PROSEDUR TOPSIS
·         Menghitung separation measure
·         Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan negatif
·         Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif
·         Decision matrix D mengacu terhadap m alternatif yang akan dievaluasi berdasarkan n kriteria yang didefinisikan sebagai berikut:
·        
Dengan xij menyatakan performansi dari perhitungan untuk alternatif ke-i terhadap atribut ke-j.

Langkah-langkah metode TOPSIS
1.       Membangun normalized decision matrix
Elemen rij hasil dari normalisasi decision matrix R dengan metode Euclidean length of a vector adalah:
2. Membangun weighted normalized decision matrix
Dengan bobot W= (w1, w2,…..,wn), maka normalisasi bobot matriks V adalah  :
3. Menentukan solusi ideal dan solusi ideal negatif.
Solusi ideal dinotasikan A*, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A- :
 
4. Menghitung separasi
Si* adalah jarak (dalam pandangan Euclidean) alternatif dari solusi ideal didefinisikan sebagai:
Dan jarak terhadap solusi negatif-ideal didefinisikan sebagai:
5.  Menghitung kedekatan relatif terhadap solusi ideal
6. Merangking Alternatif
Alternatif dapat dirangking berdasarkan urutan Ci*. Maka dari itu, alternatif   terbaik adalah salah satu yang berjarak terpendek terhadap solusi ideal dan berjarak terjauh dengan solusi negatif-ideal.

HUBUNGAN TOPSIS DAN AHP (Analytic Hierarchy Process)

Pada dasarnya TOPSIS tidak memiliki model inputan yang spesifik dalam penyelesaian suatu kasus, TOPSIS menggunakan model inputan adaptasi dari metode lain (ex. AHP,UTA,ELECTRE,TAGUCHI dll)
Dalam menyelesaikan suatu kasus multikriteria, AHP membandingkan tiap kriteria menggunakan matriks perbandingan berpasangan untuk setiap alternatif kemudian hasilnya adalah sebuah matriks keputusan yang menunjukkan skor setiap alternatif pada semua kriteria.
Alternatif terbaik adalah alternatif dengan skor tertinggi setelah dikalikan dengan vektor bobot • Sedangkan pada metode TOPSIS, matriks keputusan yang dihasilkan dari metode AHP merupakan modal awal/inputan awal dalam perhitungan selanjutnya.

Sumber : http://rohmat-afandi07.blogspot.com/2012/04/sistem-pendukung-keputusan-dengan.html